Jumat, 11 Juli 2014

Kala Hujan (Catatan Malam)

Musim kala ini sudah ada di ujung pangkalnya, seolah membuatku sengak pada kata rindu. Ya... Aku akan rindu hujan yang semalam, dimana ketika kamu dan aku menikmati secangkir coklat panas pada gelas yang sama sambil sesekali menatap rintik hujan dan menghitungnya sebisa kita. 
Kamu berkata bahwa cinta itu seperti kopi, nikmat di minum ketika panas. Tapi, akan cepat habis. 
Lalu aku tanyakan kembali "Jika dingin, apa kamu masih mau menikmati kopi itu? Padahal jelas di kalimatmu hanya kopi yang panas paling nikmat" 
Tak ada jawab ketika itu. Kamu tanyakan kembali, "Jika ku tanya cinta itu seperti apa. Apa kamu bisa menjawabnya?" 

Aku tak pernah tau definisi pastinya, hanya yang aku rasa. Dia seperti Hujan. Lihatlah... dia turun kebumi tak terbendung, sebelumnya mendung yang menyiratkan warna abu-abu. Tak bisa di tebak hitam atau putih. Setelah ini mungkin akan ada pelangi yang pijakannya tak pernah berujung sampai ke bumi. 

"Lantas?" Tanya mu singkat 
Aku tatap siratan mega dalam matamu yang selalu memberikan ku embun sejuk saat menatapnya. 
ku jawab dengan pasti dan perlahan "Hujan, punya banyak cerita tentang kita" 

- Sepenggal Kisah - 
Ratu Tanpa Mahkota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar