Sabtu, 12 Juli 2014

Kisah sepasang kekasih yang seharusnya bercinta di luar angkasa

Barusan tadi lihat semua foto-fotomu,
dari setiap kali tahun baru yang kamu
lewati sampai acara keagamaan.
Ku mulai dari tahun baru ya, entah
kenapa.. semuanya penuh tawa. Kamu
ngga merasa ada kekosongan diri disana.
Kamu bercanda, tertawa, bahagia. Dari
tahun 2011 tadi aku lihat. Sampai yang
terakhir. Seru !
Semuanya sama, sama-sama ngga ada
aku. Mungkin dulu kamu belum
mengenalku. Tapi di tahun 2013 yang
lalu?
Hayooo. . . kamu lupa ya kita
merencanakan Thaun baruan sama-sama
dan kemudian gagal. Jadi sakit hati
sendiri rasanya. Nah.. disitu
kesamaannya. Setiap tahun baru yang
kamu lalui sama, sama-sama ngga ada
aku. Walaupun kamu setelahnya sudah
bersamaku
Foto devi yang dulu pernah kamu bilang,
kalau kamu ngga handal moto model.
Ternyata benar.. pakem mu kayanya
memang bukan di modeling. Dan berapa
kalipun kita merencanakan foto untuk
modeling dan aku modelnya (yang
kepedean cantik, hehe) pasti gagal dan
ngga pernah jadi. Dengan konsep sedalam
apapun kita membahasnya.
Fotoooo, apalagi ya?
Foto kamu yang mesra-mesra dengan
cewek lain.. kamu bilang kamu centil dan
ganjen dulu. Huh.. terbukti rupanya,
entah kamu yang kepalanya di dekat-
dekatin atau apalah itu. Ganjen!! Tapi
semoga setelah kamu bersamaku, kamu
berubah. Semoga kamu mengerti kalau di
antara kita sudah tumbuh jembatan
perasaan. Tidak begitu kokoh, maka dari
itu jika di goyang sedikit dia akan
runtuh.
Ini yang paling menyebalkan, menangis
sendiri ketika baru saja melihat
beberapa foto. Baju koko dan sederet
acara yag di selenggarakan di
lingkunganmu “tanpa aku”. Bukaaaan…
bukan aku yang pengen mengekor di
belakangmu, bukan juga aku meginginkan
setiap moment ada akunya. Terbatas
karena dulu kamu tidak mengenalku,
atau karena memang kamu malu punya
pacar seperti ku. Atau karena aku yang
masih belum bisa di terima di
lingkunganmu. It’s oke! Engga papa. . .
Hemm.. yang mau aku ceritakan bukan
ini. Tapi keinginanku. Ngga perlu setiap
kali, satu kali aja.. aku ingin liat kamu
satu acara denganku, menggunakan baju
rapi, bersih dan terlihat tampan. Apalagi
menggunakan koko. Masih ingat baju
koko merah yang aku belikan dulu.
Bahkan sampai saat ini aku belum
pernah melihat kamu mengenakannya.
Gimana tampannya kamu ya?? Hemm..
Bukan itu juga, aku hanya ingin
bersamamu. Entah tu acara tahun baru,
ulang tahun pacaran kita, ulang tahun
antara kita berdua, atau??? Acara buka
puasa..
Yaaah.. buka puasa? Ini aku sampaikan
bukan karena aku doyan makan atau aku
ingin ngabisin uangmu ya. Entah kenapa
keinginan ini muncul. Apalagi sudah
mendekati Bulan ramadhannya. Pengen
buka puasa berdua, walaupun itu Cuma
sebatas satu bungkus nasi kucing dan
tanpa air minum. Apa rasanya ya?
Dulu karena terbentur aku yang sudah
menghabiskan liburan ku di Kalimantan,
dan Ramadhan kita harus kita nikmati
masing-masing. Sekarang kan aku masih
di jogja? Tidak bisakah Tuhan
memberikan kesempatan buat kita
berdua. Makan sama-sama, melafazkan
doa buka puasa sama-sama? Ketinggian
mungkin harapanku yang satu ini..
Makin takut. . .
Yaa, aku semakin takut dengan bulan
puasa, baru kali ini aku rasakan takut.
Karena di bulan puasa nanti. Sangat
ngga sopan aku bertandang kerumahmu
bahkan menginap seperti biasa. Aku
harus memikirkan banyak hal..
Keluargamu, pandangan orang-orang
dilingkunganmu. Pandangan semuanya
akan dua kali lipat ketimbang hari
biasa. Belum lagi aku harus memikirkan
buka puasa dimana, sahur dimana?
Mudah sih kamu ucapkan, aku boleh-
boleh saja menginap juga ikut makan
sahur dan berbuka bersama. Tapi??
Semua seperti lebih meyeramkan rasanya.
Aku takut di pandang kurang sopan
nantinya. Sudah lah, aku buang saja
harapanku.
Ah. . .
Lagi-lagi, masih melihat kamu berbaju
koko. Apa sih istimewanya?? Hemm.. aku
mulai takut lagi dengan kedatangan
bulan puasa. Aku takut dalam sebulan
menahan ingin bertemu denganmu, aku
takut langkahku bisa kesana tapi tidak
akan pernah mampu kesana. Aku takut
merindu di bulan itu, walaupun di bulan
biasanya selalu aku selipkan beberapa
rindu untukmu. Tapi entahlah, hanya
takut saja membayangkan kehilangan
beberapa jeda malam dan siang untuk
penat duduk seharian semalaman di
depan TV atas. Dan kemudian megeluh
diam-diam saat sudah masuk kamar
sambil meremas-remah pantatku yang
lelah mencium karpet coklat muda mu.
Huffh..
Selayaknya kamu. Aku tau kamupun akan
merasakan hal yang sama (Pede ku..)
sudah lah, coba jalani dulu saja. Ini
sudah juni, selamat datang juni ke juli.
Selamat datang kebiasaan baru.. J
Aku takut, sayangku. Dan Aku ingin
bersamamu. Sehari saja !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar