Takut...
Gemuruh seperti ini hanya sebagian kecil suara yang sering kamu dengar sejak 20 tahun terakhir. Tapi aku, aku penakut ulung yang selalu menutup telinga dan masuk ke dalam selimut merah tipis ku.
Warna cantik putik menyala itu, bagimu hanya seburat listrik yang menggelitik kecil di kaki mu. Aku? Aku harus menututp mata, membalikan badan dan memeluk lutut melihatnya.
Ah.... aku suka suara itu, tik... tik... tik... sedikit demi sedikit. Aku kenal suara itu. "Hujaaaan..."
Bagimu bahkan ini hanya butiran air tak berharga. Sedang aku? Aku suka hujan, tapi aku tak pernah suka jika dia datang malam bersama gelap penuh teror.
"Temani aku, tolong... aku takut !"
Teriakan ku, kamu rasa hanya seberkas jerit anak semut. bukan tak berarti, Hanya saja tak kamu dengar.
Ku tundukan wajah ku...
"Aku sendirian, sayang ku. Disini... di tembok segi empat ini. Bahkan untuk satu tiang pun tak ada untuk aku pegangi"
Aku takut. . .
-Ratu tanpa mahkota-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar