Minggu, 12 Juli 2015

4. Renjana (Musim panas)

Wah.. sebagaimana sedianyam musim selalu mengikuti perjalananku. Dimanapun aku, sekarang umurku sudah maduk 23 tahun. Dan sudah berulang kali aku mengarungi musim panas seperti ini. 3 tahun yang lalau, musim panas ini terasa teduh ketika ku lalui bersama dharma. Tapi kali ini aku tekankan, semuanya berbeda.

Ah.. baru saja berpisah, aku sudah rindu. Baru saja 7 minggu sudah seperti sewindu. Kadang perasaan bisa saja selucu ini. Ya, aku merindukan dharma. Bahkan sehari setelah kita berpisah. Jejak rasa rindu ini masih miliknya. Tapi sekarang jelas beberbeda, kita mengemban kepercayaan akan melepaskan masing-masing dari kita, dari perasaan apapun didalamnya. Rindupun juga.

Melawan rindu itu, aku melimpahkan semua kebosanan ku pada sebersit tanda dari seorang lelaki yang berkenalan denganku waktu itu. Cukup menarik dia, Amo. Semenjak perkenalan, kemudian kita produksi video clip bersama dan makan malam. Semuanyabmasih terkesan menarik. Yah, kita menarik satu sama lain.

Entahlah, saat kepergian dharma dari hubungan ini. Beberapa lelaki mulai mampir. Seperti wahyu, ageng, imron, dan.. amo. Sensor wanita memang tidak buruk, seperti kecoa. Mudah peka terhadap perasaan yang ada disekitarnya. Dari semuanya, entah kenapa cuma amo yang membuat tanganku kadang gatal untuk tidak membalas pesannya. Awalnya aku belum percaya, semudah ini aku ingin mengenal laki-laki yang baru saja kenal. Apalagi ketika aku sedang benar-benar merenovasi rumah hati ini.

Lanjut di novel :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar