Senin, 07 September 2015

JOMBLO-JOMBLO TERPILIH DI PANTAI GEREWENG

Ini acara dadakan seperti biasa, yang kita sebut kemping ceria. Jika kalian tertarik.. mari, melebur menjadi satu bersama kami. Dimana kami yang selalu suka menikmati pesona semesta di alam terbuka, bercengkrama sambil mnghirup gelasan kopi kita.

Hanya bermodal dengan ajakan "kemping yuk", aku dan okta seperti biasa mengiyakannya jika kami berdua selow-selow bahagia. Bermodal urunan uang 25 ribu, untuk menyewa tenda dan membeli beberapa logistik. Akhirnya 7 pasukan kita berangkat dari jogja ke pantai gereweng. Aku, pipit, okta, leo, yoel (ocong), roma dan riski adeknya. Dan kami semua, jomblo.. ini harus di tegaskan dari awal.

Bermacam-macam jomblo yang kita punya. Pipit, jomblo yang terpaksa. Okta, jomblo yang terabaikan. Ocong, jomblo bahagia. Roma, jomblo yang tidak terkira-kira. Rizki masih kecil.. kata roma belum boleh pacaran. Aku? Wah.. gimana ya menjelaskannya. Yaa.. anggap saja aku sedang jomblo bermartabat. Setidaknya di antara dua srikandi lainnya, aku adalah jomblo yang memiliki banyak pilihan. Alamak.. alibhinya selangit vroh..

Dengan beberapa kejadian aneh dan mistis-mistis gitu. Kami tetap sampai pada paekiran pantai gereweng. Oke.. tak jelasin dikit, waktu sebelum menuju pantai. Banyak hal yang terjadi. Pertama: motor roma jatuh di tikungan tajam, kaki rizki cedera ringan. Motor pipit hampir nabrak kaki rizki. Dan motorku, si kuning kesayanganku yang parkir manis di depan tragedi kecelakaan itu di tabrak oleh rombongan para campers lainnya.
Shit dah.. yang anteng aja si kuning di sakiti. Apalagi yang salah...

Akhirnya dengan mendadak punya agama dan ingat Tuhannya masing-masing. Kita semua melanjutkan perjalanan dengan berdoa. Voila.. sampailah kita di parkiran, menuju pantai masih butuh perjuangan. Kita kudu mendaki gunung lewati lembah. Tracking selama 45 menit di bebatuan karang. 5 menit terakhir semua tampak mesra, ketika deburan ombak sudah terdengar lebih jelas. Dan kemesraan itu di kacaukan oleh okta ketika dia bilang "al.. ini malam minggu kita yang ketiga dalam sebulan".

Shit...shit..shit.. sial banget sih hidup gue, kenapa malem mingguan sama okta mulu. -_- Aku menjauh, berjalan lebih pelan dan mengimbangi gerak langkah pipit di belakangku. "Kalau ngecamp begini, bawaannya ingat mantan".
Dan semua srikandi sudah mencekik ku secara perlahan. Aku pura-pura mati..

Sampailah di pantai, kita mendirikan tenda dan menyalakan api unggun. Banyak hal suka cita yang terjadi. Perbincangan, roko, kopi, alam, langit, bintang. Semuanya sempurna merajut beckround kita bertujuh malam ini. ubi bakar dan jagung serasa lebih manis ketimbang segala kenangan manis malam ini. Musik-musik payung teduh, dialog dini hari dan beberapa musik pengantar malam habis di nyanyikan, oleh pipit pastinya..

Semaleman, dan usai melihat sunrise dan foto-foto. Kita memutuskan untuk pulang. Aku, okta dan pipit memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sedangkan rombongan yang lain memilih melanjutkan perjalanan ke kosakora.

Kita bertiga pulang, di perjalanan kita menemukan oasis.. penjual mie ayam gitu..
Kita berhenti dan makan mie ayam bersama. Rencana mau pulang lebih awal.. ternyata di bakul mie ayam kita menghabiskan waktu sampai berjam-jam. Setelah beberapa jam berlalu dengan cerita ketengilan si pipit dari masa dia di lahirkan sampai dia dewasa. Akhirnya kita autis pada handphone masing-masing. Aku sebenernya pengen cepet pulang karena gak kuat pengen ngabarin gebetan. Jujur pipit..

"Asem.. aku juga" lanjut okta. Mereka berdua menatapku. Memintaku untuk mengakui kebenaran yang ada. Dengan wajah masam dan hidung kembang kempis nahan ketawa ku katakan "yaaa elah vroh... kalian ngerti sendiri. Cintaku terhalang di sinyal"

Dan kemudian kita bahagia, bernafas dan bercanda dengan sempurna seperti biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar