Kamis, 10 September 2015

LELAHNYA

Apa yang terbersit di fikiranmu jika kamu sakit? Makan nggak enak, ngeroko hambar, ngopi nggak ada rasanya. Dan paling parah jika kamu terkurung di kamar, di ruangan yang hanya berukuran 3x3 m?

Salah satunya pasti perhatian kan? Hemmm..
Kenalin, dia kekasihku. Inspirasi dalam setiap bait dan sajak yang ku buat. Ku sebut dia arah yang baru. Karena sebelumnya sudah ada seseorang yang masuk dalam rumah yang ku bangun semegah-megahnya. Dan dalam sekelebat dia merusak anak kuncinya.

Sakitku saat itu membuat segalanya sulit. Untuk mandk bahkan untuk pipis saja aku harus meraba setiap tembok sekitar menuju kamar mandi. Aku bisa saja memilih untuk tetap di kasir dan melakukan segala aktifitas di busa empuk singgle ku ini. Tapi tidak!

Lelaki itu, dengan aktifitas seabraknya di hari yang sama saat aku sakit. Dia Mengkhawatirkanku dari kejauhan. Setiap jengkal urusannya, dia selalu berusaha mengabariku dan mencari tau sejauh apa kesehatanku.
Tepat hari itu, yang dia bilang "berat meninggalkan ku sendirian". Dia harus pergi jam 6 sore ke jakarta. Mengurus pasport dan lain sebagainya untuk keberangkatannya ke jerman dalam 3 hari kedepan. Baru ini aku menemui lelaki sepertinya, yang menganggap komunikasi yang baik adalah segalanya.

Dia membuat segalanya urusannya berjalan lebih cepat. Mulai dari bangun pagi di jakarta karena takut macet dan urusan akan terlambat. berjalan kaki selama 30 menit menuju medical, menyempatkan waktu disela surat medical keluar untuk mengurus pasport keberangkatan. Kemudian berantem dengan tukang ojek karena terhalang macet. Jalan kaki kembali ke agen keberangkatan. Kemudian kembali ke medical untuk mengambil berkas. Balik lagi ke agen keberangkatan untuk mengambil tiket dan sirat-surat keberangkatan.

Dan mengagetkan ketika dia bilang "aku pulang malam ini semalam-malamnya". Sedangkan aku tau, tiket kereta yang sudah dia booking PP dengan keberangkatan besok paginya. Beberapa cara dan obrolan penenang aku coba, keras kepala dan sikap khawatirnya tidak bisa ku bantah. "Aku tetap pulang, aku ingin menemuimu" tegasnya.

Tiket keretanya hangus, yang ku tau itu ketika dia beberapa jam setelah berkata ingin pulang seperti ini "aku sudah di dalam bus. Perjalanan jakarta ke jogja". Aku tau rencana yang di ceritakannya, mulai dari ingin mencari buku dewa ruci di gramedia jakarta. Ingin menemui teman lamanya, ingin mengambil beberapa titipan temannya. Dan semua di batalkannya. Dia kembali ke jogja.

Pagi tiba, kabar darinya "aku sudah di terminal giwangan". Dengan gilanya ku katakan "aku jemput" padahal untuk pipis saja aku sulit.
"Aku laki-laki, aku pasti sampai. Kamu tunggu di kos. Sudah makan?"
Dan dia selalu menakjubkan. Dengan setiap keputusannya. Sesampainya di kos, lelaki dengan kemeja biru dan wajah lelah itu meletakan tas ranselnya. Di lihatnya baik-baik kondisiku. Di rawatnya baik-baik aku.
Mulai dari menyiapkan air hangat di kamar mandi untuk ku. Meletakan obat dan air putih di atas mejaku. Menyelimutiku dengan mesra. Merapikan seisi kamarku. Menyalakan dupa. "Aku tidur sebentar ya, aku capek" mirisnya. Dia tertidur dalam hitungan detik setelah merebahkan badannya di karpet tepat di depan kasurku. Wajah lelah itu penuh kasih sayang dan teduh. Awalnya kita bersepakat untuk sama-sama istirahat. Tetapi aku sudah cukup segar memandanginya berjam-jam selama dia terlelap.

"Aku menyayangimu, dengan segala adegan yang sederhana"

Dan masih saja setelah bangun dan lelah. Dia memperhatikanku. Menyiapkan makanan cepat saji. Kemudian bergegas pergi untuk membagi waktunya ke ibu & saudara laki-lakinya di rumahnya. Dia membagi waktu, dia haru dalam setiap tegas laku. Yang aku ingin "aku belajar mencintaimu, mo"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar