Di kotaku...
Hujan sepagian ini, aku sedang berada di luar lepas dokter yang menangani tenggorokanku comat camit di antara bau porselen & obat-obatan. Aku, sekarang sedang mengenakan kemeja merah. Sebelumnya baju ini selalu terlipat dan berdebu di pojokan lemariku. Hemm.. kamu tahu, sebelumnya menguncir rambut bukan sesuatu yang menarik untuk ku. Dan sekarang, aku sudah mengucirnya. Bahkan panjang rambutku sudah melebihi bahu.
Oh iya.. Tetes yang menemani kakiku berpijak, ia tengah memainkan nada yang merdu, sayang. Seperti meminta hati untuk kembali istirahat, dalam damai yang sederhana saja. Coba dengar, selalu ada musik dalam udara yang basah di rayanya angkasa. Mungkin kita hanya sejenak kehilangan nada, sebelum bersama kembali lagi kita bernyanyi di lagu yang satu, di hujan yang sama.
Sayang, cuma kamu yang sanggup menepiskan aku, dari lara dan prahara. Tidak ada tempat seaman dan senyaman itu dalam genggaman tangan selain milikmu. Masih ingat lirik yang aku nyanyikan? Yang menemani kita waktu itu?
"... ada hati yang tak pernah lelah. Walau tak dapat berada di dekatmu... akupun berharap, rindu ini bukan sebatas kata-kata. Untuk menggantikan diriku di saat, ku jauh.."
Sshhh my love… I do remember. Sedekat kamu di kepalaku dan aku dalam ingatanmu. Aku tidak pernah beranjak dari keajaiban, aku selalu berada pada jarak terdekatmu
Keajaibanku adalah hal yang aku resapi saat mulai datang lagi sepi. Aku hadir di pinggir pelangi, menatap bulan, langit kita berwarna perak, sisa hujan inipun berkilau, dan secangkir kopiku tersenyum hangat
Entah apa keajaiban itu masih tersisa, yang aku tau aku telah melepaskan semuanya. Kecuali satu, kamu tahu itu & bukan main rasanya.
Tidak ada keajaiban yang jika aku kumpulkan, akan hilang satu persatu. Hmmm?
Itu terjadi bukan dengan sengaja. Bukan, bukan kamu yang menghilangkannya. Aku harus bilang apa? Karena hanya dengan tidak berada dalam pikiranmu itu adalah ucapan selamat tinggal terbaik, fikirku.
Sekali lagi bukan, bukan kamu ataupun orang yang lebih dekat satu inci dangan realita, sayangku.
Doaku pagi ini masih sama, jika kamu masih menyimpannya. Satu kata tidak pernah aku kurangi atau aku lebihkan. Hmm.. aku tidak kamu masih mengingatnya, karena sudah ada romansa ucapan dan doa bahagia dari sisi yang lain yang lebih berharga dari kata-kataku ini, bukan?
Tapi, tidak ada salahnya jika aku ucapkan letakan disini agar kamu membacanya.
" Hemm..
Maaf kalo bru ngucapin jam sgini. Bukannya seharian in ak lupa kalo hri in umurmu bertambah satu. Tp, asik aja kalo jdi org terakhir yg ngucapin disekian detik penghabisan tgl 10 juli mu. Yaa... menurutku menjadi yg terakhir it sebenarny hal yg sangat menarik!! Kalo org menggebu menjadi yg utama.. pasti mereka lupa bakal ada akhirnya juga. Coba kalo sudah menjadi akhir?
Hei.. Percaya kan? Masa depan itu memang ada? Buktinya km sdh berhasil melewati satu tahun lagi masa usiamu. Doaku pasti sama lah dgn yg lain, terlebih buat panjang usia & tambah dewasa. Cuma menambahi, semoga beban yg km emban nantinya mudah km selesaikan dgn baik. Karna kalau ak berdoa meminta bebanmu berkurang, kurasa km gak bakal tau dewasa it gimana. Jadi ak berdoa aja, semoga km bsa melewatinya dgn cara yg bahagia!
"Selamat ulang tahun, Ismail"
Maaf gak bisa ngucapin secara langsung. Semoga gak mengurangi kebahagianmu"
Selamat ulang tahun, lelaki 10 juli
Palangka Raya, 8-07-2016, 04:33 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar