Kamis, 10 Juli 2014

02 januari 2014, 00:44 (yang lalu)

Jam kembar. . .
Seperti yang sudah pernah aku tafsirkan. Permainan mitos yang kita mainkan bersama. Bahwa akan ada yang merindu.

Hei.. apa terbersit dalam hatimu saat kaki sidah mulai menginjaj dimasa sekarang. Tetapi sebuah ingin masih tertinggal dimasalalu?
Aku mungkin berharap semesta mengulang jika.
Apa yang memenuhi harapanmu saat melihat esok masih terlihat gulita dan gelap tak mampu kau kira?

Kita akan mendamba "jika"
Jika, jika, jika, dan hanya jika.

Lalu berakhir pada bait doaku malam itu 'izinkan aku bersamamu. Atau setidajnya izinkan aku mengenangmu'

Hemm.. hujan !!
Bagaimana bisa kamu tak menyukai hujan?
Padahal hanya hujan yang selalu mendekatkatkan kita.
Oh, aku lupa...
Kamu mungkit tak menganggapku sepenting itu. Aku bukan pemeran utama dihidupmu. Aku hanya figura yang hanya sesekalidibutuhkan (khayal ku pada tembuk hitam kamarku)

Ah.. aku mencintaimu tanpa diketahui. Kini
Aku mencintaimu dalam diam. Kini
Aku mencintaimu dalam satu sudut pandang
Aku mencintaimu di satu sisi
Ya. . . Aku percaya, jika takdirku adalah dirimu. Kamu akan memilihku, nanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar