Selasa, 24 Februari 2015

POTRET MESRANYA ANTARA DUA BUDAYA


ACARA : GREBEK SUDIRO
TEMA : POTRET MESRANYA ANTARA DUA BUDAYA
1.    Apa arti dari grebek sudiro?
-          Grebeg Sudiro merupakan bentuk akulturasi dari budaya Tionghoa dengan Jawa yang sudah diselenggarakan oleh kota Surakarta atau Solo sejak tahun 2007 silam. Acara ini diadakan sebagai wujud dari perkembangan tradisi Tionghoa “Buk Teko” yang sudah ada di jaman Sultan Paku Buwono ke-X dan sempat hilang di era orde baru.

-          Sudiro diambil dari nama kelurahan Sudiroprajan dimana kawasan tersebut banyak dihuni oleh penduduk Tionghoa sebagai asal mula grebeg ini dibuat. Tidak berbeda dengan tradisi grebeg lain yang ada di Indonesia, Grebeg Sudiro juga mempunyai beberapa gunungan yang dikirab dengan maksud sebagai wujud persembahan terhadap dewa bumi. Gunungan-gunungan berupa kue keranjang, bakpia Balong, onde-onde, bolang-baling, gembukan, bakpao, keleman ( semacam arem-arem ), serta sayur mayur dan buah-buahan diarak mulai dari klentheng Tien Kok Sie yang terletak di sebelah Pasar Gede Hardjonagoro melewati Jalan Jendral Sudirman, RE Martadinata ( Ketandan ) sampai kembali lagi ke Pasar Gede melalui Jalan Urip Sumoharjo.

-          Grebeg Sudiro adalah suatu perayaan perpaduan dari masyarakat Tionghoa-Jawa. Kata grebeg sendiri merupakan tradisi khas jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti: Mulud (kelahiran Nabi Muhammad), Syawal (lebaran), Idul Adha, Suro (Tahun Baru Jawa). Puncak perayaan ini ialah saat perebutan hasil bumi, makanan, dll yang disusun membentuk gunung. Tradisi rebutan didasari oleh falsafah Jawa ora babah ora mamah yang artinya, jika tidak berusaha tidak makan. Sedangkan, bentuk gunung memiliki maksud dari masyarakat jawa atas rasa syukur pada sang pencipta.

2.    Siapa saja yang meramaikan acara grebeg sudiro?
Peserta kirab tidak hanya diikuti oleh masyarakat kelurahan Sudiroprajan saja melainkan juga diikuti oleh beberapa kelurahan lain di sekitar Sudiroprajan. Dari tahun ke tahun peserta perayaan ini kian bertambah. Tahun 2010 lalu hanya melihat sekitar 20-an kelompok saja yang ikut serta, tahun 2014 bertambah menjadi 54 kelompok dengan 10 kelompok berasal dari luar Solo.

3.    Apa saja isi dari acara grebek sudiro?
-          Dalam grebeg sudiro gunungan disusun dari ribuan kue keranjang, kue khas orang tionghoa saat menyambut imlek. Gunungan ini diarak disekitar kawasan Sudiroprajan, diikuti pawai dari kesenian Tionghoa dan Jawa. Dari kesenian barongsai, tarian, pakaian tradisional, adat keraton sampai kesenian kontemporer akan digelar di sepanjang jalan kawasan Sudiroprajan. Arak-arakan akan berhenti di depan Klenteng Tien Kok Sie di depan Pasar Gede. Perayaan berakhir dengan dinyalakannya lentera atau lampion berbentuk teko yang digantung di atas pintu gerbang Pasar Gede, penyalaan ini juga diikuti penyalaan lampion ditempat-tempat lain.
-          Kirab diawali dengan berjalannya barisan prajurit kraton Kasunanan diikuti barisan lain seperti kelompok musik “Manunggal Roso” yang berhasil menghibur penonton dengan kebolehan mereka bermain alat musik yang semuanya terbuat dari bambu, kemudian paguyuban klentheng Tien Kok Sie yang pesertanya memakai kostum Biksu Tong, Sun Go Kong serta Pat Kay dan Sam Cheng ( tokoh ‘Journey to The West’ ), dewa-dewi asal Tiongkok, ada juga anak-anak memakai kostum lucu menggambarkan dua belas shio yang ada di Lunar Calender. Topeng Ireng dari kota Magelang, Reog dari Ponorogo serta peserta dari berbagai paguyuban di kota Solo juga ikut meramaikan grebeg yang diselenggarakan hari minggu lalu ( 03 February 2013 ). Puncak dari acara ini adalah atraksi Liong dan Barongsai yang dibawakan secara apik oleh para pemain di sepanjang jalan Urip Sumoharjo.

4.    Mengapa diadakan acara grebek sudiro?
Dengan adanya perayaan semacam ini seluruh kalangan masyarakat bisa lebih mengenal seni beladiri wushu, tarian Liong yang terkenal, wujud Barongsai yang terkadang membuat takut anak kecil, Reog Ponorogo dan berbagai seni pertunjukan dari berbagai daerah di tanah air. Grebeg Sudiro diadakan setiap satu tahun sekali tepatnya seminggu menjelang tahun baru Imlek.

5.    Bagaimana isi acara grebeg sudiro tahun 2014 dan tahun 2015? Apa saja perbedaannya!
-          2014, Grebeg Sudiro Solo digelar Minggu (26/1/2014). Ada 4.000 biji kue keranjang disebar saat kirab Grebeg Sudiro di Pasar Gede Solo. Grebeg Sudiro ke-7 yang digelar diikuti kira-kira 1.300 orang, terbagi pada 52 kelompok peserta kirab. Pihaknya menggelar lima kegiatan yaitu lomba lampion, basar potensi dan pameran foto Sudiro tempo dulu dan umbul donga karahayon, semuanya sudah dilaksanakan. Sedangkan kirab budaya digelar siang hari sereta pesta kembang api dan parade liong bangongsai yang akan digelar pada 30 Januari pukul 22.30 WIB di Bundaran Pasar Gede.
-          2015 (Info sementara) Menyambut Tahun Baru Imlek pada 19 Februari mendatang, warga Solo mulai memasang pernak-pernik khas Imlek di beberapa titik di Kota Solo. Salah satunya adalah Sungai Pepe di daerah Sudiroprajan, dipasang ratusan lampion khususnya di Kampung Sudiroprajan, lalu Umbul Mantram juga ada doa bersama dan ada pengarakan tumpeng. Dan puncak Imlek di Solo akan dipusatkan di Pasar Gede, Solo, dengan acara Grebeg Sudiro yang menampilkan kesenian Tionghoa dan Jawa secara bersamaan. Setiap tahun, acara ini selalu dipadati warga yang ingin melihat kemeriahaan Tahun Baru China 2566.
NB : SEDIKIT INFO TETANG DREBEK SUDIRO 2015
·         Dalam event itu panitia grebeg sudiro akan mengajak seniman dan budayawan untuk berpartisipasi. Mereka di antaranya adalah Mpu Basuki dan Mpu Totok dari Padepokan Brojobuwono, Padepokan Lemah Putih, Misbach Daeng Bilok, serta beberapa nama lain. Walaupun berkonsep kirab, tapi prosesi itu akan berlangsung hening. Doa-doa dalam bentuk kidung ber-Bahasa Jawa akan dipanjatkan kepada Sang Pencipta. (Ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat Sudiroprajan kepada Tuhan Yang Maha Esa) Sumber langsung diambil dari Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2015, Yunanto Nugroho
·         Setelah prosesi itu, di hari yang sama, panitia juga akan me-launching wisata perahu hias. Direncanakan, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo bakal menghadiri peresmian itu. Menurut Yunanto, hadirnya wisata perahu hias ini merupakan gebrakan baru yang dilakukan oleh panitia, dan dimungkinkan dapat menjadi spot baru bagi masyarakat Solo untuk menikmati Tahun Baru Imlek 2566.

6.    Dapak apa saja yang terjadi dengan adanya acara Grebek sudiro?
7.    Apa saja harapan terbentuknya acara Tahun ini? Dan apa saja harapan di tahun berikutnya untuk acara Grebek sudiro ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar