Ini ceritaku dan dua sahabatku yang biasanya di sebut srikandi.
Kita bertiga sudah mengenal satu sama lain sejak 2012 yang lalu. Sebentar memang, di bandingkan jangka aku hidup di dunia. Tetapi,mengenal mereka.. ku rasa aku ingin lebih lama. Entah ada magnet apa di antara kami, kami dekat satu sama lain. Dan seperti sudah ada perjanjian tidak langsung di hubungan pertemanan kami : "kita gak suka sama orang yang freak"
Ya, kita adalah wanita-wanita konyol yang mempunyai karakteristik kuat pada masing-masingnya. Kenalkan, okta.. dia seniman patung. Dia suka dengan keindahan, perasaannya paling halus di antara kita bertiga. Paling wanita di antara kita bertiga, ini terbukti ketika kita sering melakukan kebiasaan kemping bersama. Cuma okta yang selalu sering teriak minta tolong kalau jalanannya sulit di jajaki. Seperti kalau jalannya terjal, hari mulai gelap, kebakaran sedikit, ada ulat bulu. Dia adalah wanita paling anggun yang pernah ku kenal. Tetapi dia tidak manja sama sekali. Dia sosok mandiri yang luar biasa, mampu menuntut ilmu sejauh mungkin sebisanya. Dia tidak pernah mengeluh melewati jalanan aspal wonosari jogja untuk menuntut ilmu setiap harinya, bahkan masih di sempatkannya untuk menemui kami berdua. Love you sri..
Satu lagi, pipit. Dia mahasiswa strong di UGM. Yang satu ini anak gunung & laut. Jiwa penjelajahnya di titi sejak dia SMA, wanita pecinta roko mentol ini suka berdandan selaksa orang-orang suku pedalaman. pakaian yang di pakai sering sekali berbau-bau etnik. Tetapi, dia paling dewasa. Secara tidak langsung pipit menjadi ketua tim di antara kami berdua. Karna kita berdua biasanya terima beres. Terima sms ngumpul dimana aja. Yang menetukan tempat tujuan, selalu dia. Ini di karenakan aku dan okta terkesan selalu plin plan menetukan sesuatu.
Dan aku, wah.. tulis yang baik-baik apa yang buruk nih. Hehe..
Aku mahasiswa perfilman yang berusaha menjadi seniman (tapi gagal). Banyak orang di sekitarku bilang "kowe seniman banget". Bahkan sampai sekarang saja aku bingung kenapa mereka bisa beranggapan seperti itu.
Setauku, aku adalah mahasiswi biasa yang suka mengenakan pakaian polos & jadul. Aku menyukai hal-hal berbau hindu & budha. Aku senang belajar simbol-simbol & semiotik (tanda-tanda). Aku senang karya sastra. Dari mereka berdua, aku cuma berperan menjadi tim jangan lupa bahagia. Pembawaanku yang paling periang, blak-blakan dan sumpah... malu-maluin banget. Bikin mereka selalu mempunyai energi positif.
Kita saling kenal saat menjadi peserta pameran di klinik kopi, yogyakarta. Saat itu aku pamer instalasi kopi, okta pamer patung laki-laki pembuat kopi, dan pipit tim komporator (manas-manasin & penonton sempurna). Kita saling kenalan, dari awal.. kita sudah saling buka-bukaan obrolan. Pembawaan kita happy & blak-blakan. Beberapa putung roko habis, kita membahas lagi pearcing ku. Roko habis sebatang, kita bahas lagi soal pasangan masing-masing. Roko habis sebatang kita bahad lagi tentang kuliah masing-masing. Sampai pada akhirnya "kapan-kapan kumpul bareng yuk".
Kalimat itu memulai perjalanan kita sampai sekarang. Simpel, kita memang jarang komunikasi dan ngumpul. Tapi setiap bulan selalu adaaaa aja yang bikin kita ngumpul. Lagi-lagi komporatornya si pipit. Cukup merogoh kocek 100 rupiah buat sms "eh.. ada acara disini nih, kumpul yuk. Nonton bareng". Dan.. voila.. kita ngumpul, lagi-lagi ngerusak acara orang. Karna ketimbang acaranya, kayaknya kita lebih meriah deh di satu tempat kalo sudah ngumpul bertiga.
Selain acara-acara di jogja. Kita juga sering main bareng, sekali main pasti perjalanan yang jauh. Kita sebut itu perjalanan jangan lupa bahagia.
Entaj ke bukit becici, hutan pinus, pantai, kampung halaman,kampung orang, dan sebagaianya.. yang penting kita bahagia.
Dalam perjalanan begini kita secara tidak langsung pasti mempunyai kemestri sendiri-sendiri. Aku,kebagian membawa panci kesayanganku. Okta kebagian membawa bahan bakar, minyak tanah, kayu atau sendal jepit colongan. Pipit siap memimpin untuk membajak duit-duit kita semua buat beli kopi sachetan dan makanan pengganjel perut.
Setelah perlengkapan sudah di bawa semua. Mulailah kita ke suatu tempat, menjauh sejauh-jauhnya dari keramaian. Berbekal perlengkapan sederhana. Kita membakar-bakar tempat yang kita duduki dengan kode etika mapala. Kita membuat kopi atau sejenisnya. Dan.. inilah caffe atau kedai kita. Kota sebut kedai kopi semesta. Sambil menikmati kopi, kita berkisah. Ya.. banyak hal yang terjadi pada segelas kopi kita masing-masing.
Entah cerita, tawa, canda, duka, luka, yang terpenting adalah kebersamaannya.
Makasih pit, ta.. kalian manusia biasaaaa... 😆
Eh.. ulangi, kalian luar biasaaa!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar